Daftar FAQ
Kenapa Kalender Hijriah Kadang Berbeda dengan Hasil Rukyat Hilal Awal Bulan?
Kalender Hijriah di NU Online Super App disusun berdasarkan metode hisab (perhitungan astronomis) yang mengacu pada kriteria MABIMS (konsensus Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).
Metode hisab digunakan agar aplikasi bisa menampilkan perkiraan awal bulan Hijriah untuk beberapa bulan bahkan tahun ke depan. Fitur ini bersifat informatif dan membantu, bukan sebagai penentu resmi awal bulan Hijriah.
Karena itu, perbedaan antara kalender di aplikasi dan keputusan rukyat hilal PBNU (yang dilakukan setiap akhir bulan) mungkin saja terjadi, mengingat rukyat mempertimbangkan kondisi faktual di lapangan, seperti cuaca dan lokasi pengamatan.
Maka dari itu, penetapan resmi awal bulan Hijriah tetap mengikuti hasil rukyat hilal yang diumumkan oleh PBNU. Kalender di aplikasi hanya sebagai panduan awal.
Jika hasil rukyat hilal berbeda dari kalender di aplikasi (meskipun kasus ini sangat jarang terjadi), tim NU Online Super App akan langsung menyesuaikan dan memperbarui data kalender. Untuk mendapatkan pembaruan, pengguna cukup membuka fitur Kalender, lalu menutupnya kembali, dan data akan tersinkronisasi secara otomatis. Dengan demikian, kalender di aplikasi (untuk pengguna di wilayah Indonesia) akan selalu sama dengan keputusan akhir Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama.
Perlu diketahui bahwa tampilan default aplikasi menggunakan Metode Perhitungan Otomatis. Jika pengguna ada di wilayah Indonesia, kalender di aplikasi otomatis berpatokan pada hasil hisab dan rukyat Lembaga Falakiyah NU. Jika pengguna sedang di luar negeri, kalender otomatis berpatokan pada hasil hisab Ummul Qura.
Pengguna juga dapat mengatur data secara manual melalui menu Penyesuaian Tanggal Hijriah yang tersedia di aplikasi. Secara teknis, pengguna bisa mengikuti tutorial berikut: