Daftar FAQ

Kenapa Perhitungan Waktu Shalat Tiap Aplikasi Bisa Sedikit Berbeda?

Sedikitnya ada empat kemungkinan faktor yang menyebabkan jadwal waktu shalat di aplikasi NU Online bisa berbeda dari aplikasi lain.

1. Metode Hisab yang Digunakan

Untuk wilayah Indonesia, NU Online menggunakan metode hisab dari Lembaga Falakiyah NU, dengan standar posisi matahari:

  • Subuh = -20°
  • Isya = -18°

NU Online menghitung waktu shalat dengan mempertimbangkan elevasi (ketinggian dari permukaan laut) lokasi pengguna, khususnya untuk akurasi waktu maghrib dan terbit matahari.

Sementara, aplikasi atau lembaga lain bisa jadi menggunakan parameter atau metode berbeda.

2. Penggunaan atau Tidaknya Waktu Ihtiyath

Dalam versi terbaru, secara bawaan (default) NU Online tidak menambahkan waktu ekstra (ihtiyath) ke dalam hasil perhitungan awal waktu shalat. Hal ini atas dasar pertimbangan dan asumsi tentang akurasi perhitungan langsung dari koordinat lokasi pengguna. Penerapan waktu tambahan dikhawatirkan justru akan menerabas batas akhir waktu shalat sebelumnya. Sebab, awal waktu shalat (keciali dhuhur) selalu menjadi batas akhir shalat sebelumnya. 

Aplikasi lain mungkin masih menambahkan ihtiyath secara otomatis dengan jumlah menit tertentu.


3. Perhitungan Berdasarkan Titik Koordinat User

NU Online menghitung waktu shalat berdasarkan koordinat GPS dari lokasi pengguna secara langsung, bukan satu titik pusat (seperti ibukota kabupaten). Sedangkan aplikasi lain bisa jadi menggunakan markaz tetap atau generalisasi sekabupaten/kecamatan, sehingga ada selisih waktu.


4. Mekanisme Pembulatan Angka ke Satuan Menit

Umumnya aplikasi ibadah membulatkan hasil hitungan detik tersebut ke dalam satuan menit. Sebagai ilustrasi, misal perhitungan waktu shalat wilayah Jakarta pada aplikasi NU Online mendapatkan hasil waktu Isya pada pukul 19:01:03 dan dibulatkan ke 19:02. Aplikasi B melakukan perhitungan masih di wilayah Jakarta tetapi sedikit berbeda koordinat, dan mendapatkan hasil waktu pukul 19:00:58 dan dibulatkan ke 19:00. Hasil yang sebenarnya berbeda 5 detik tetapi setelah dibulatkan menampilkan selisih 2 menit. Ini adalah salah satu faktor yang membuat hasil di tiap aplikasi bisa berbeda.

Sebagai langkah kehati-hatian, NU Online membulatkan waktu ke menit terdekat setelahnya (round up), bukan sebelumnya. Misal hasil hisab waktu shalat asar: 15:05:25 → ditampilkan sebagai 15:06. Sementara aplikasi lain mungkin membulatkan ke bawah atau ke aturan lain.

Terlepas dari semua itu, selisih waktu 1 hingga 2 menit semacam ini dalam tradisi perhitungan ilmu falak dinilai masih dalam batas wajar dan sangat dimaklumi, selama metode hisab yang diterapkan sudah tepat. Aplikasi apa pun memang hanya bersifat membantu. Bukan pedoman mutlak dengan detail akurasi hingga level detik, milidetik, dan seterusnya. Untuk lebih meyakinkan, pengguna sebaiknya membandingkannya dengan hasil perhitungan Lembaga Falakiyah NU di daerah masing-masing.