Daftar FAQ
Kenapa Perhitungan Waktu Shalat Tiap Aplikasi Bisa Sedikit Berbeda?
Perhitungan waktu shalat umumnya memiliki parameter derajat tinggi sudut posisi matahari pada suatu lokasi. Di tiap negara parameter tersebut bisa berbeda. Di Indonesia derajat yang digunakan adalah -20.0° untuk Subuh dan -18.0° untuk Isya.
Meski lokasi serta standar derajat dan metode yang digunakan sudah sama, kerap kali ditemukan perbedaan 1 hingga 2 menit pada berbagai macam aplikasi ibadah. Hal ini sangat mungkin terjadi karena sedikit saja berbeda titik koordinat antar-suatu aplikasi, tentu akan menghasilkan waktu shalat yang berbeda, walau hanya beberapa detik.
Umumnya aplikasi ibadah membulatkan hasil hitungan detik tersebut ke dalam satuan menit. Sebagai ilustrasi, misal perhitungan waktu shalat wilayah Jakarta pada aplikasi A mendapatkan hasil waktu Isya pada pukul 19:01:02 dan dibulatkan ke 19:01. Aplikasi B melakukan perhitungan masih di wilayah Jakarta namun sedikit berbeda koordinat, dan mendapatkan hasil waktu pukul 19:00:58 dan dibulatkan ke 19:00. Hasil yang sebenarnya berbeda 5 detik namun setelah dibulatkan menampilkan selisih 1 menit. Ini adalah salah satu faktor yang membuat hasil di tiap aplikasi bisa berbeda.
Belum lagi bila ada perbedaan dalam hal pembulatan waktu ke dalam satuan menit. Ada yang membulatkan ke atas, dan ada yang membulatkan ke bawah. Sehingga memungkinkan waktu shalat antar-aplikasi ibadah atau perhitungan lain memiliki selisih 2 menit.
Di samping faktor selisih koordinat dan teknis pembulatan angka itu, faktor lainnya karena perbedaan penerapan ihtiyath (penambahan waktu untuk kehati-hatian). Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama yang menjadi rujukan aplikasi NU Online menerapkan ihityath +2 menit untuk tiap waktu shalat. Sementara belum tentu aplikasi lain menerapkan waktu ihtiyath, atau sudah menerapkan namun memiliki standar ihtiyat yang berbeda. Ini juga menyebabkan antar-aplikasi bisa menampilkan angka waktu shalat yang tidak sama.
Selisih waktu 1 hingga 2 menit semacam ini dalam tradisi penghitungan ilmu falak dinilai masih dalam batas wajar dan sangat dimaklumi, selama metode hisab yang diterapkan sudah tepat. Aplikasi apa pun memang hanya bersifat membantu. Bukan pedoman mutlak dengan detail akurasi hingga level detik, milidetik, dan seterusnya. Untuk lebih meyakinkan, pengguna sebaiknya membandingkannya dengan hasil penghitungan Lembaga Falakiyah NU di daerah masing-masing.