Daftar FAQ
Apakah Al-Qur'an di NU Online Super App Menggunakan Rasm Utsmani?
Pertanyaan ini sering muncul akibat kerancuan dalam membedakan antara rasm dan mushaf.
- Rasm adalah kaidah penulisan huruf dalam Al-Qur’an tanpa titik dan harakat, seperti yang digunakan pada masa Khalifah Utsman bin Affan (Rasm Utsmani).
- Mushaf adalah bentuk fisik Al-Qur’an dalam format lembaran yang telah dilengkapi dengan harakat, titik, tanda baca, dan tanda waqaf.
Dengan bahasa lain, dalam konteks penulisan Al-Qur’an, mushaf merupakan pengembangan lebih lanjut dari Rasm Utsmani berdasarkan kesepakatan ulama, agar kitab suci ini mudah diakses dan dibaca, bahkan oleh orang awam. Dari sisi teknis, mushaf satu dengan yang lain bisa berbeda.
Rasm Utsmani memiliki dua riwayat utama, yaitu riwayat ad-Dani dan riwayat Abu Dawud, yang dikenal dengan sebutan asy-Syaikhani fi ‘Ilmir Rasmil ‘Utsmani (dua mahaguru ilmu Rasm Utsmani). Pada umumnya, mushaf-mushaf cetak yang beredar di seluruh dunia saat ini ditulis menggunakan Rasm Utsmani dengan memilih salah satu dari kedua riwayat tersebut.
- Riwayat Ad-Dani – digunakan dalam Mushaf Indonesia, Mushaf Libya, Mushaf Bombay, dan Mushaf Iran.
- Riwayat Abu Dawud – digunakan dalam Mushaf Madinah, Mushaf Mesir, dan mushaf negara lainnya.
Al-Qur’an di NU Online Super App
Naskah Al-Qur’an dalam aplikasi ini mengacu pada Mushaf Standar Indonesia, yang diterbitkan oleh Kementerian Agama RI. Mushaf Standar Indonesia merupakan mushaf Al-Qur’an yang dibakukan cara penulisan, harakat, tanda baca dan tanda waqafnya, sesuai dengan hasil yang dicapai dalam Musyawarah Kerja (Muker) Ulama Ahli Al-Qur’an yang berlangsung 9 tahun, dari tahun 1974 sampai dengan 1983 dan dijadikan pedoman bagi Al-Qur’an yang diterbitkan di Indonesia.
Qira'at yang menjadi dasar penulisan mushaf ini adalah riwayat Hafs bin Sulaiman bin al-Mughirah al-Asadi al-Kufi dari Imam Ashim bin Abi an-Najud al-Kufi at-Tabi’i dari Abu Abdirrahman Abdillah bin Habib as-Sulami dari Usman bin ‘Affan, ‘Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tasbit dan Ubay bin Ka’ab. Rantai riwayat tersebut tentu bersambung kepada Rasulullah saw.
Sebagaimana dijelaskan pihak LPMQ (Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an) Kemenag RI bahwa banyak orang keliru, mengidentikkan Rasm Utsmani dengan Mushaf Madinah. Sehingga, selain Mushaf Madinah dianggap bukan Rasm Utsmani. Padahal, mushaf di sejumlah negara bisa berbeda, termasuk Mushaf Madinah dan Mushaf Standar Indonesia, meski semuanya merujuk pada Rasm Utsmani.
Salah satu contoh perbedaan itu ada di sistem harakat. Mushaf Madinah tidak mengenal harakat panjang, sehingga untuk kata-kata yang mengandung bacaan panjang yang penulisannya dalam rasm usmani dengan membuang huruf mad, maka dituliskanlah alif kecil setelah fathah, ya’ kecil setelah kasrah, dan wawu kecil setelah dammah. Sementara dalam Mushaf Indonesia cukup dengan satu tanda, dengan fathah berdiri, kasrah berdiri, dan dammah terbalik.
Ringkasnya, naskah Al-Qur’an di NU Online Super App menggunakan Rasm Utsmani, seperti mushaf-mushaf lain di dunia. Namun, cara penulisan harakat, tanda baca, dan tanda waqafnya mengikuti Mushaf Standar Indonesia, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Muker Ulama Ahli Al-Qur’an.